Cara Menjaga Kualitas Tidur di Masa Pandemi

Kualitas tidur perlu dijaga dengan baik karena berpengaruh terhadap kesegaran tubuh secara keseluruhan. Untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, tersedia beragam cara yang sanggup Anda lakukan, merasa berasal dari menerapkan pola tidur yang benar sampai mengonsumsi product herbal.

Meski terlihat sepele, formalitas tidur yang tidak baik sanggup membahayakan kesegaran Anda, lebih-lebih terkecuali tetap ditunaikan didalam kala yang lama. Penelitian tunjukkan bahwa orang dengan mutu tidur yang tidak baik mempunyai energi tahan tubuh yang lebih lemah, agar lebih rentan mengalami infeksi.

Bahaya Akibat Kualitas Tidur Yang Buruk

Tidur yang memiliki kualitas adalah yang sanggup memicu Anda merasa fresh dikala bangun di pagi hari. Waktu tidur yang ideal bagi orang dewasa adalah 7–8 jam setiap malamnya. Bahaya yang mengintai di balik mutu tidur yang tidak baik tersedia beragam, di antaranya:

Penurunan energi ingat

Tidur yang cukup dan memiliki kualitas mutlak untuk menaikkan konsentrasi dan produktivitas. Tak heran, orang yang mutu tidurnya tidak baik cenderung tidak cukup produktif, tidak cukup sanggup memecahkan kasus dengan baik, dan mempunyai energi ingat yang lebih tidak baik daripada orang yang cukup tidur.

Baca juga, https://www.warassehat.com/obat-sakit-kepala-manjur/.

Penurunan energi tahan tubuh

Bahaya mutu tidur yang tidak baik berikutnya adalah menurunnya energi tahan tubuh. Penelitian tunjukkan bahwa orang yang tidurnya tidak cukup berasal dari 7 jam selama 3 malam berturut-turut lebih berisiko untuk terkena flu daripada orang yang tidur selama 8 jam atau lebih. Selain risiko terkena infeksi, risiko untuk terkena masalah pencernaan, seperti masuk angin, juga akan meningkat.

Kenaikan berat badan

Orang yang tidak cukup tidur cenderung mempunyai berat badan berlebih dibandingkan orang yang tidurnya cukup. Sebuah belajar tunjukkan bahwa anak-anak dan orang dewasa dengan kala tidur yang pendek lebih berisiko untuk mengalami obesitas. Dampak kurangnya kala tidur terhadap kenaikan berat badan diyakini dipicu oleh sejumlah faktor, juga masalah terhadap keseimbangan hormon, peningkatan nafsu makan, dan penurunan stimulan untuk berolahraga.